Postingan

SINOPSIS

KABUT PAGI DI BUKIT LAWET Sudah seminggu Rubiah berlibur ke desa. Ia tinggal bersama bibinya dalam suasana damai di lereng bukit Lawet yang permai. Warga desa yang ramah, saling berkunjung, saling menolong, membuat Vena seperti berada dalam alam yang berbeda. Kedamaian itu tiba-tiba berubah ketika   seorang pemuda bernama Angin mendekatinya dan mencoba mencari perhatiannya. Dengan cara-cara yang aneh, Angin mencoba mencari perhatiannya. Menawarkan bantuan, mengasih buah durian, dan lain-lain yang menurut Rubiah berlebihan. Ketika ia ceritakan pada Bekti, sepupunya, ia lebih kaget lagi karena menurut Bekti tidak ada pemuda di desa ini yang bernama Angin. Sampai akhirnya pada suatu pagi, Rubiah terkesima. Di bukit sebelah desanya, ia meliha Angin sedang duduk di atas sebuah batu besar. Wajahnya bercahaya dan kabut putih di sekelilingnya membuat ia seperti terapung. Ia menyapa Rubiah : Assalamualaikum. Terima kasih kau telah kembali. Rubiah tak bisa berkata-kata. Ia lemah
KERIS Purba mendaptkan sebilah keris sebagai kenang-kenangan dari kakeknya di desa. Keris itu sebenarnya akan diberikan kepada ayahnya, namun karena ayah Purba   sudah meninggal, ialah yang harus menerimanya. Ia sebenarnya menolak pemberian itu karena   tidak tahu buat apa benda seperti itu di jaman seperti sekarang. Sala-salah berurusan dengan polisi karena membawa senjata tajam.   Namun ibunya menyuruh menerimanya, agar   hati kakek senang.   Purbapun akhirnya menerima keris yang dibungkus dengan kain putih/kafan itu. Ia sempat gemetaran ketika ketika mendengar pesan kakek bahwa keris ini adalah warisan dari nenek-moyang mereka yang merupakan salah satu pasukan Diponegoro.   Sesampai di kota,   Purba gelisah dengan keris itu. Ia sering bermimpi seperti melihat perang Diponegoro yang maha dasyat itu. Seorang perajurit yang gagah berani memandangnya dengan tajam sambil berteriak agar Purba mau merawat tanah Jawa dan isinya. Purba berkeputusan mau menyerahkan keris itu kepa

LATIHAN UJIAN NASIONAL 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMP

I.      PILIH JAWABAN YANG PALING BENAR DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA HURUF a, b, c ATAU d DI LEMBAR JAWABAN YANG TERSEDIA! Bacalah teks berikut ,kemudian kerjakan soal nomor 1 s.d. 4! Pantang Menyerah untuk Sekolah Karya Andhik Prastiarto (1)Danu adalah anak   dari orang yang kurang mampu, ibunya meninggal saat Danu berumur 2 tahun. Sepeninggal ibunya, keluarganya menjadi berantakan , ayah Danu mempunyai banyak hutang   kepada rentenir   untuk mencukupi keluarganya, uang hasil kerja sebagai penyapu jalanan saja tidak cukup untuk menghidupi keluarganya. (2) Suatu ketika, Danu diberi surat dari Pak Dadang, guru Danu, Surat itu ia berikan kepada ayahnya, ternyata isi surat tersebut adalah Danu diminta untuk membayar uang sekolah yang sudah menunggak selama 4 bulan. Danu berfikir apakah ia bisa melanjut-kan sekolah atau tidak. (3) Danu sudah 3 hari tidak masuk sekolah,ia berusaha mencari uang bersama ayahnya untuk membiayai sekolahnya. Pada sore hari Pak Iman