Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2009

PUISI HARIAN

RAMAI ramai sekali hiruk pikuk cerita berduri sikut sana sikut sini seperti di ekspo pasar malam

PUISI HARIAN

DENTING GELAS KOPI ada suara jerit secangkir kopi pahitnya lendir -lendir hari manisnya buah hati di rumah di sana jeritan dan tangisan riang anak-anak denting gelas kopi dan riak didih bersentuh harap antara ruang waktu lambat berlalu menuju slide taman berwarna hitam hotel Le Beringin, Salatiga

CERPEN-CERPEN MURIDKU

Bukan Debus Biasa Oleh : Fourteena Hannum S (IX D/12) Siang yang sejuk menyambutku di sana. Kulayangkan senyum manisku pada teman-teman sebagai tanda bahwa begitu indahnya pemandangan di tempat itu. Cuaca siang itu sangat bersahabat, tidak panas tetapi tidak juga mendung. Liburan akhir semester ini memang ku isi dengan kegiatan berkemah. Awalnya, aku tak tertarik sama sekali. Tapi, kupikir sekali lagi, ah dari pada enggak ada kerjaan di rumah, lebih baik aku ikut kemah biar tambah pengalaman. Kemah yang ku ikuti ini bukan kemah biasa, karena kegiatan ini sebagai ajang memotivasi para pelajar yang ikut serta. Akhirnya sampai juga di tempat di mana aku harus berkemah. Bertemu dengan banyak teman baru dari daerah yang berbeda adalah agenda pertamaku. Ku coba untuk berkenalan dengan semuanya dan mulai beradaptasi. “Ehm…kita ada di mana yaa??? tanyaku pada Ima, salah satu peserta kemah dari Purwokerto. “Waduuh…kurang tahu tuh!! Aku juga enggak begitu paham deh Sya,, tapi pemandangan di sini

Puisi Harian

Malam begini di atas meja masih berserakan bertumpuk kata :cinta,doa juga sepi segelas kopi yang jadi dingin oleh lelehan bekunya kelelahan oleh lampu yang semakin redup dan jendela yang berderit bercerita pelan tentang sebait angin malam singgah di depan kantuk mata Malam begini mungkin kau masih termangu menunggu yang ragu di simpang puisi Le Beringin, Salatiga

CERPEN-CERPEN MURIDKU

Bercinta Dengan Itu Oleh: Gabriella Rosita Dei~Ixb~34 Aku sudah tidak kuat lagi! “ Lol!” Itu! Itu! “ Lol! Kembali!” Iya! Aku masuk! “ LOL!!!!! LOL!!!” AKU MASUK! Langkah kaki Lol diperlambat. Melihat seorang satpam yang lumayan keren yang tersenyum padanya. Mas-mas penjaga penitipan barang juga melambaikan nomor 24 umtuk tas yang dibawa Lol, dan Lol menerimanya. Tapi itu tidak lama. Matanya kembali pada sebuah jalan berkeramik merah yang memancarkan auranya. Memanggil Lol untuk masuk. Buku-buku tebal, bergambar, sampai kamus memanggil-manggil. Menggoda Lol untuk menyentuhnya. Mereka mungkin lebih senang kalau dibeli. Lol mengikuti semua panggilan-pangilan merdu itu. Dan sampai pada ujung koridor ,tempat yang paling bercahaya, yang bagaikan surga untuk Lol. Mata Lol menatap lurus ketumpukan buku itu. Tentunya dengan bumbu mata yang berkaca-kaca. Kakinya melangkah perlahan-lahan., dengan senyum yang selebar Pulau Jawa sampai gusinya terlihat. Tidak lupa dengan tangannya yang mengga