CERPEN-CERPEN MURIDKU
Bercinta Dengan Itu
Oleh: Gabriella Rosita Dei~Ixb~34
Aku sudah tidak kuat lagi!
“ Lol!”
Itu! Itu!
“ Lol! Kembali!”
Iya! Aku masuk!
“ LOL!!!!! LOL!!!”
AKU MASUK!
Langkah kaki Lol diperlambat. Melihat seorang satpam yang lumayan keren yang tersenyum padanya. Mas-mas penjaga penitipan barang juga melambaikan nomor 24 umtuk tas yang dibawa Lol, dan Lol menerimanya. Tapi itu tidak lama. Matanya kembali pada sebuah jalan berkeramik merah yang memancarkan auranya. Memanggil Lol untuk masuk.
Buku-buku tebal, bergambar, sampai kamus memanggil-manggil. Menggoda Lol untuk menyentuhnya. Mereka mungkin lebih senang kalau dibeli. Lol mengikuti semua panggilan-pangilan merdu itu. Dan sampai pada ujung koridor ,tempat yang paling bercahaya, yang bagaikan surga untuk Lol.
Mata Lol menatap lurus ketumpukan buku itu. Tentunya dengan bumbu mata yang berkaca-kaca. Kakinya melangkah perlahan-lahan., dengan senyum yang selebar Pulau Jawa sampai gusinya terlihat. Tidak lupa dengan tangannya yang menggapai kemegahan itu. Sedikit lagi… lebih dekat….. sangat dekat………
“ Lol!”
Sangat dekat sekali…..
“ LOL!”
Lol sedikit melonjak ketika suara Ibu membuyarkan kesenangannya. Lol memutar badan 180ยบ, dan melonjak lagi ketika melihat ibunya sudah tepat dibelakangnya.
“ Ibunda….”
“ a…a… a….” Jari telunjuk Ibu Lol terangkat dan bergoyang-goyang. “ minggu kemaren kamu sudah beli 8 komik,Lol” Lol menatap Ibunya tapi teralihkan pada Nel, adiknya yang masih TK, yang sedang memegang boku bergambar Litle Mermaid.
“ itu udah abis.” Lol kembali mengulang semua peristiwa yang ada di komik yang dia habiskan selama 1 malam.
“ Tapi kamu gak pernah belajar.”
“ Udah. Kemarin ulangan dapet 90 kok.” Lol kembali pada Ibunya. “ Please, Bu.”
Ibu Lol menatap mata Lol.
“ Boleh berapa, Bu?” tanya Lol berseri-seri.
“ 3”
“ gak! 9” Lol menolak keras.
“ 5”
Lol berpikir dan akhirnya mengiyakan. Betapa senangnya Lol sampai dia merasa pusing karena saking bahagianya.
Begitu ibunya pergi bersama Nel, Lol langsumg ngingsut di lantai rak khusus Komik Jepang itu. Matanya jelalatan mencari komik yang sesuai. Hanya dua kriterianya. Komik Jepang asli yang dibaca dari kanan, dan tidak berseri, kalau berseri harus sampai tamat.
Lol merasakan semua godaan-godaan itu, tapi dia harus memilih mana yang paling tepat agar dia tidak menyesal. Mencari dari covernya, judulnya sampai sinopsisnya. Lol merasakanya. Setiap sentuhan jarinya dan semuanya. Lol suka.
Lol sudah menemukannya dan memasukannya ke dalam tas belanja untuk ibunya. Dengan segenap hati Lol berjalan ke kasir dan menyerahkannya pada ibunya.
“ Lol! Banyak banget!” Jerit ibunya. “ Tadi kan Cuma sembilan.”
“ Kan banyak yang berseri trus sampe tamat so, itu diitung satu.” Bujuk Lol.
“ Ini juga ada Conan-nya.”
“ tapi kalo dijumlah pake cara yang tadi jumlahnya sembilan.”
“ ya udah. Kamu pilih Conan apa komik serinya?”
Lol diam sejenak. Kalo aku pilih Conan ga dapet seri yang banyak. Tapi kalo seri….
“ duanya.”
“ Lol!”
Lol berpikir lagi. Lol nglinguk ke arah Mbak Kasir yang emang beneran cantik itu. Terlihat senyum geli di mukanya yang putih itu.
“ Lol, cepetan udah malem.”
Conan… komik cantik….Conan…Komik cantik…. Conan …… komik cantik….
Akhirnya setelah dipertimbangan DPR otak kanan dan DPR otak kiri akhirnya presiden Lol memutuskan…..
“ aku pilih Komik cantik yang berseri.”
TIDAAAAK…. Aku sudah melepaskan Conan!... Tpai lumayan, dapet 10 seri komik cantik sampe tamat lagi….
“ Cuma ini saja, Bu?” tanya Mbak Kasir cantik.
“ Iya.”
Dengan berseri-seri Lol bersender pada meja kasir sambil mengamati Mbak Kasir yang berbaju merah itu. Lol melihat ada muka-muka lega dan akhirnya . seperti orang yang selesai menonton tinju dan petinju andalanya menang. Emang ada pertandingan tinju di sini?
Lol, Nel dan ibunya masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil sudah ada ayahnya dan Mel, adik pertamanya. Mel memsangan wajah ditekuk alias merengut dan bersungut-sungut.
“ apalagi, Mel?” tanya Ibu Lol memasang suara berfrekuensi tinggi dan mata meloto.
“ aku belum beli apa-apa.” Mel membentak ibu.
“ Lho, kamu gak ngomong sama ibu.” Ibu menarik tangan Mel ke luar mobil. “ ayo, mumpung masih di Gramedia.”
Mel keluar dengan mulut menyonyo dan kaki yang menghentak-hentak, padahal di sini tidak ada konser musik.
Sementara itu Lol mengeluarkan komiknya dengan perlahan dan mgengelus-elusnya. Menggigit ujung plastiknya dan merobeknya dengan gigi. Maklum Lol sedang mempromosikan pasta giginya yang baru. Mencium harumnya komik baru dan membuka halamnya dengan cepat. Kemudian membaca halaman pertamanya, tentu saja bukan kata per kata tapi huruf per huruf.
Mel kembali dengan mata sembab. “ Ibu gak bolehin Mel beli baju! Padahal Mbak Lol beli komik banyak.”
“ Nih mel, ayah beri tahu ibu belum punya uang..” kata ayah memberi tahu.
“ gak bisa !!!”
Lol masih duduk tenang di belakang sambil berseri-seri.
“ ibu pilih kasih….. Ibu pilih kasih!!!!” Mel menangis meraung-raung selama perjalanan pulang.
Lol masih dengan komiknya bahkan tertawa terbahak-bahak.
“LOL!
“ iya..iya… hihihi…”
Karena tadi malam disuruh tidur, terpaksa menutup komiknya karena jam Nightmare-nya menujukkan pukui 24.25. Sudah terlambat untuk tidur. Lol tidak sabar untuk menunggu bel sekolah untuk melanjutkan rutinitas sehari-harinya.
Dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya Lol menuju rumah. Tanpa melepas sepatu. Kemudian banting tas dan mendobrak pintu kamarnya.
Lol berheti. Melotot dan bersiap mengeluarkan taring dan cakarnya.
“ Mel!!! Nel!!!!!!!”
Lol benar-benar mengeluarkan senjata pamungkasnya dan dengan beberapa jurus Lol berhasil mengusir kedua adik perempunya itu dari kamarnya.
Lol kehabisan napas dan terengah-engah. Melihat semua komik barunya yang sudah dibuka dari plastik bahkan ada yang tertekuk dan lecek! Perasaan Lol tidak karuan melihat harta bendanya yang paling berharga di obarak-abrik, apalagi raknya yang diatus sesuai abjad pengarangnya di keluarkan semua. Dan untuk mengembalikannya ke tempat semula butuh wakti lama karena jumlahnya mencapai ratusan. Mati sana! Dasar bocah-bocah kurang ajar!!! Benci!! Sebel!!!
“ Halo, Ncrit. Aku punya komik baru.” Dengan senangnya Lol memamerkan komik baru yang sudah dihabisinya pada Encrit temannya dari orok.
“ Oke, apa aja? Udah beri tahu Unyil?”
“ Udah, besok aku bawa delapan-delapanya.” Nada Lol semakin menyombong.
“ berarti Unjen ma Endul kebagiankan?”
“ iya dong..”
Selama komiknya pergi Lol membaca lagi komik-komik lamanya. Tentu saja yang dialognya sudah lupa. Lol kembali mengulang masa-masa indahnya dengan komik yang dulu. Tidak satupun yang rusak atau terbengkalai. Lol sangan mencintai buku-bukunya.
“ gimana?” kata Lol yang sudah menunggu teman-temannya di depan pintu kelasnya..
“ udah nih.” Nih. Hih.” Unyil memberikan beberapa komik Lol.
Ayo… datanglah pada papa.. eh mama ding….
“ Lol, aku boleh pinjam?”
“ Lol, aku juga.”
Ok… bahagiakan aku komik-komiku… jaga diri baik-baik…..
Sudah beberapa minggu komik-komiknya berpindah dari tangan satu ke tangan lainnya. Bahkan Lol juga mengeluarkan komik-komik lamanya karena permintaan teman-temannya. Lol sebenarnya tidak tega dengan komiknya tapi dia juga merasa kasihan dengan teman-temannya yang belum tahu sensasi bersua dengan kata-kata tiap dialog itu. Lol ingin membagikan sensasi itu pada teman-temanya.
Karena raknya yang tadi penuh menjadi sarang laba-laba kerena kosong. Lol mempunyai ide nakal.
“ Ibundaaa….” Nada Lol memanja.
“ Apa?” Ibu Lol menutup novel Harlequeen-nya. Maklum sensasi itu diturunkan dari ibunya yang suka membaca.
“ Tanda tangan…” Lol menyerahkan kertas ulangan yang bernilai delapan itu.
“ Lho kok delapan?”
“ beli komik, Bu..”
“ Beli Komik? Sinau tau we ora!” Ibu Lol kembali pada novelnya. “ sorry yah!”
“ lah ibu juga beli banyak!”
“ dah kelas sembilan! Mau gak masuk SMA 3 Yogya? “
Lol mengalah. Memang tujuan terbesarnya setelah komik adalah masuk SMA 3, karena SMA itu letaknya sangat strategis. Depan kolam renang, hobi Lol yang paling positif, dan sebelah kirinya persis ada GRAMEDIA, bisa dikatakan tujuan hidup Lol. Sebelum surga.
Lol kembali ke sekolah dengan tas kresek terlipat di saku rok birunya. Bersiap menagih komik.
“ Hari ini semua komik dikumpulkan, karna besok dah mau tes!! Ayo cepat..cepat…!!” Lol membuka tas kreseknya.
Setiap temanya mengucapkan terima kasih dan menjadi lebih akrab dengan Lol. Melalui buku-bukunya Lol menjadi mempunyai bahan pembicaraan untuk teman-temannya. Dan yang tadinya anti buku menjadi book lover. Lol senang melihat teman-temanya tersenyum sambil membicarakan buku-buku miliknya.
Sampai di rumah Lol membuka tas kresek itu dan mengeluarkan komik-komik kesenanganya. Betapa terpukulnya dia ketika buku itu tidak sebagaimana mestinya. Kucel, kusam dan banyak komik yang sobek karena saking bersemangatnya di baca..
Lol terdiam di tempat sambil memandang komik dan bukunya. Lol mengangkat salah satu komiknya. Menyentuhnya dan mengelus-elus. Membuka halamanya dengan cepat dan mencium harumnya, tapi ini sudah beda. Membaca halaman pertamanya dan tersenyum. Lol membacanya perlahan-lahan, sesekali tersenyum tapi tidak sampai terbahak-bahak.
Halaman-halaman dia telusuri. Ada rasa yang berdesir. Melihat itu terbuka dan mempersilahkan Lol untuk melihat isinya. Dia sadar. Sejak pertama kali Lol melihat itu dan tertarik untuk membacanya, itu sudah merelakan diri untuk dirasakan sensasinya. Sama seperti teman-temannya. Sensasi itu bukan hanya milik Lol tapi orang yang membacanya.
Lol mulai berkaca-kaca. Selama ini dia hanya menggeluti kesenangan sendiri sementara orang lain menderita. Dia belajar dari buku itu. Menjalankan tugasnya untuk menghibur sampai sebegitunya. Yang penting teman-teman Lol bahagia.
Perlahan-lahan Lol tidak lagi membicarakan komiknya tapi ke topik yang lebih positif. Dia menyimpan semuanya dan berjanji akan mengeluarkanya setelah ujian selesai agar dia dan teman-temannya selamat. Dia lebih memperhatikan Mel dan Nel, juga teman-temannya. Sejak dia bercinta dengan itu dia berubah, better.
Oleh: Gabriella Rosita Dei~Ixb~34
Aku sudah tidak kuat lagi!
“ Lol!”
Itu! Itu!
“ Lol! Kembali!”
Iya! Aku masuk!
“ LOL!!!!! LOL!!!”
AKU MASUK!
Langkah kaki Lol diperlambat. Melihat seorang satpam yang lumayan keren yang tersenyum padanya. Mas-mas penjaga penitipan barang juga melambaikan nomor 24 umtuk tas yang dibawa Lol, dan Lol menerimanya. Tapi itu tidak lama. Matanya kembali pada sebuah jalan berkeramik merah yang memancarkan auranya. Memanggil Lol untuk masuk.
Buku-buku tebal, bergambar, sampai kamus memanggil-manggil. Menggoda Lol untuk menyentuhnya. Mereka mungkin lebih senang kalau dibeli. Lol mengikuti semua panggilan-pangilan merdu itu. Dan sampai pada ujung koridor ,tempat yang paling bercahaya, yang bagaikan surga untuk Lol.
Mata Lol menatap lurus ketumpukan buku itu. Tentunya dengan bumbu mata yang berkaca-kaca. Kakinya melangkah perlahan-lahan., dengan senyum yang selebar Pulau Jawa sampai gusinya terlihat. Tidak lupa dengan tangannya yang menggapai kemegahan itu. Sedikit lagi… lebih dekat….. sangat dekat………
“ Lol!”
Sangat dekat sekali…..
“ LOL!”
Lol sedikit melonjak ketika suara Ibu membuyarkan kesenangannya. Lol memutar badan 180ยบ, dan melonjak lagi ketika melihat ibunya sudah tepat dibelakangnya.
“ Ibunda….”
“ a…a… a….” Jari telunjuk Ibu Lol terangkat dan bergoyang-goyang. “ minggu kemaren kamu sudah beli 8 komik,Lol” Lol menatap Ibunya tapi teralihkan pada Nel, adiknya yang masih TK, yang sedang memegang boku bergambar Litle Mermaid.
“ itu udah abis.” Lol kembali mengulang semua peristiwa yang ada di komik yang dia habiskan selama 1 malam.
“ Tapi kamu gak pernah belajar.”
“ Udah. Kemarin ulangan dapet 90 kok.” Lol kembali pada Ibunya. “ Please, Bu.”
Ibu Lol menatap mata Lol.
“ Boleh berapa, Bu?” tanya Lol berseri-seri.
“ 3”
“ gak! 9” Lol menolak keras.
“ 5”
Lol berpikir dan akhirnya mengiyakan. Betapa senangnya Lol sampai dia merasa pusing karena saking bahagianya.
Begitu ibunya pergi bersama Nel, Lol langsumg ngingsut di lantai rak khusus Komik Jepang itu. Matanya jelalatan mencari komik yang sesuai. Hanya dua kriterianya. Komik Jepang asli yang dibaca dari kanan, dan tidak berseri, kalau berseri harus sampai tamat.
Lol merasakan semua godaan-godaan itu, tapi dia harus memilih mana yang paling tepat agar dia tidak menyesal. Mencari dari covernya, judulnya sampai sinopsisnya. Lol merasakanya. Setiap sentuhan jarinya dan semuanya. Lol suka.
Lol sudah menemukannya dan memasukannya ke dalam tas belanja untuk ibunya. Dengan segenap hati Lol berjalan ke kasir dan menyerahkannya pada ibunya.
“ Lol! Banyak banget!” Jerit ibunya. “ Tadi kan Cuma sembilan.”
“ Kan banyak yang berseri trus sampe tamat so, itu diitung satu.” Bujuk Lol.
“ Ini juga ada Conan-nya.”
“ tapi kalo dijumlah pake cara yang tadi jumlahnya sembilan.”
“ ya udah. Kamu pilih Conan apa komik serinya?”
Lol diam sejenak. Kalo aku pilih Conan ga dapet seri yang banyak. Tapi kalo seri….
“ duanya.”
“ Lol!”
Lol berpikir lagi. Lol nglinguk ke arah Mbak Kasir yang emang beneran cantik itu. Terlihat senyum geli di mukanya yang putih itu.
“ Lol, cepetan udah malem.”
Conan… komik cantik….Conan…Komik cantik…. Conan …… komik cantik….
Akhirnya setelah dipertimbangan DPR otak kanan dan DPR otak kiri akhirnya presiden Lol memutuskan…..
“ aku pilih Komik cantik yang berseri.”
TIDAAAAK…. Aku sudah melepaskan Conan!... Tpai lumayan, dapet 10 seri komik cantik sampe tamat lagi….
“ Cuma ini saja, Bu?” tanya Mbak Kasir cantik.
“ Iya.”
Dengan berseri-seri Lol bersender pada meja kasir sambil mengamati Mbak Kasir yang berbaju merah itu. Lol melihat ada muka-muka lega dan akhirnya . seperti orang yang selesai menonton tinju dan petinju andalanya menang. Emang ada pertandingan tinju di sini?
Lol, Nel dan ibunya masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil sudah ada ayahnya dan Mel, adik pertamanya. Mel memsangan wajah ditekuk alias merengut dan bersungut-sungut.
“ apalagi, Mel?” tanya Ibu Lol memasang suara berfrekuensi tinggi dan mata meloto.
“ aku belum beli apa-apa.” Mel membentak ibu.
“ Lho, kamu gak ngomong sama ibu.” Ibu menarik tangan Mel ke luar mobil. “ ayo, mumpung masih di Gramedia.”
Mel keluar dengan mulut menyonyo dan kaki yang menghentak-hentak, padahal di sini tidak ada konser musik.
Sementara itu Lol mengeluarkan komiknya dengan perlahan dan mgengelus-elusnya. Menggigit ujung plastiknya dan merobeknya dengan gigi. Maklum Lol sedang mempromosikan pasta giginya yang baru. Mencium harumnya komik baru dan membuka halamnya dengan cepat. Kemudian membaca halaman pertamanya, tentu saja bukan kata per kata tapi huruf per huruf.
Mel kembali dengan mata sembab. “ Ibu gak bolehin Mel beli baju! Padahal Mbak Lol beli komik banyak.”
“ Nih mel, ayah beri tahu ibu belum punya uang..” kata ayah memberi tahu.
“ gak bisa !!!”
Lol masih duduk tenang di belakang sambil berseri-seri.
“ ibu pilih kasih….. Ibu pilih kasih!!!!” Mel menangis meraung-raung selama perjalanan pulang.
Lol masih dengan komiknya bahkan tertawa terbahak-bahak.
“LOL!
“ iya..iya… hihihi…”
Karena tadi malam disuruh tidur, terpaksa menutup komiknya karena jam Nightmare-nya menujukkan pukui 24.25. Sudah terlambat untuk tidur. Lol tidak sabar untuk menunggu bel sekolah untuk melanjutkan rutinitas sehari-harinya.
Dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya Lol menuju rumah. Tanpa melepas sepatu. Kemudian banting tas dan mendobrak pintu kamarnya.
Lol berheti. Melotot dan bersiap mengeluarkan taring dan cakarnya.
“ Mel!!! Nel!!!!!!!”
Lol benar-benar mengeluarkan senjata pamungkasnya dan dengan beberapa jurus Lol berhasil mengusir kedua adik perempunya itu dari kamarnya.
Lol kehabisan napas dan terengah-engah. Melihat semua komik barunya yang sudah dibuka dari plastik bahkan ada yang tertekuk dan lecek! Perasaan Lol tidak karuan melihat harta bendanya yang paling berharga di obarak-abrik, apalagi raknya yang diatus sesuai abjad pengarangnya di keluarkan semua. Dan untuk mengembalikannya ke tempat semula butuh wakti lama karena jumlahnya mencapai ratusan. Mati sana! Dasar bocah-bocah kurang ajar!!! Benci!! Sebel!!!
“ Halo, Ncrit. Aku punya komik baru.” Dengan senangnya Lol memamerkan komik baru yang sudah dihabisinya pada Encrit temannya dari orok.
“ Oke, apa aja? Udah beri tahu Unyil?”
“ Udah, besok aku bawa delapan-delapanya.” Nada Lol semakin menyombong.
“ berarti Unjen ma Endul kebagiankan?”
“ iya dong..”
Selama komiknya pergi Lol membaca lagi komik-komik lamanya. Tentu saja yang dialognya sudah lupa. Lol kembali mengulang masa-masa indahnya dengan komik yang dulu. Tidak satupun yang rusak atau terbengkalai. Lol sangan mencintai buku-bukunya.
“ gimana?” kata Lol yang sudah menunggu teman-temannya di depan pintu kelasnya..
“ udah nih.” Nih. Hih.” Unyil memberikan beberapa komik Lol.
Ayo… datanglah pada papa.. eh mama ding….
“ Lol, aku boleh pinjam?”
“ Lol, aku juga.”
Ok… bahagiakan aku komik-komiku… jaga diri baik-baik…..
Sudah beberapa minggu komik-komiknya berpindah dari tangan satu ke tangan lainnya. Bahkan Lol juga mengeluarkan komik-komik lamanya karena permintaan teman-temannya. Lol sebenarnya tidak tega dengan komiknya tapi dia juga merasa kasihan dengan teman-temannya yang belum tahu sensasi bersua dengan kata-kata tiap dialog itu. Lol ingin membagikan sensasi itu pada teman-temanya.
Karena raknya yang tadi penuh menjadi sarang laba-laba kerena kosong. Lol mempunyai ide nakal.
“ Ibundaaa….” Nada Lol memanja.
“ Apa?” Ibu Lol menutup novel Harlequeen-nya. Maklum sensasi itu diturunkan dari ibunya yang suka membaca.
“ Tanda tangan…” Lol menyerahkan kertas ulangan yang bernilai delapan itu.
“ Lho kok delapan?”
“ beli komik, Bu..”
“ Beli Komik? Sinau tau we ora!” Ibu Lol kembali pada novelnya. “ sorry yah!”
“ lah ibu juga beli banyak!”
“ dah kelas sembilan! Mau gak masuk SMA 3 Yogya? “
Lol mengalah. Memang tujuan terbesarnya setelah komik adalah masuk SMA 3, karena SMA itu letaknya sangat strategis. Depan kolam renang, hobi Lol yang paling positif, dan sebelah kirinya persis ada GRAMEDIA, bisa dikatakan tujuan hidup Lol. Sebelum surga.
Lol kembali ke sekolah dengan tas kresek terlipat di saku rok birunya. Bersiap menagih komik.
“ Hari ini semua komik dikumpulkan, karna besok dah mau tes!! Ayo cepat..cepat…!!” Lol membuka tas kreseknya.
Setiap temanya mengucapkan terima kasih dan menjadi lebih akrab dengan Lol. Melalui buku-bukunya Lol menjadi mempunyai bahan pembicaraan untuk teman-temannya. Dan yang tadinya anti buku menjadi book lover. Lol senang melihat teman-temanya tersenyum sambil membicarakan buku-buku miliknya.
Sampai di rumah Lol membuka tas kresek itu dan mengeluarkan komik-komik kesenanganya. Betapa terpukulnya dia ketika buku itu tidak sebagaimana mestinya. Kucel, kusam dan banyak komik yang sobek karena saking bersemangatnya di baca..
Lol terdiam di tempat sambil memandang komik dan bukunya. Lol mengangkat salah satu komiknya. Menyentuhnya dan mengelus-elus. Membuka halamanya dengan cepat dan mencium harumnya, tapi ini sudah beda. Membaca halaman pertamanya dan tersenyum. Lol membacanya perlahan-lahan, sesekali tersenyum tapi tidak sampai terbahak-bahak.
Halaman-halaman dia telusuri. Ada rasa yang berdesir. Melihat itu terbuka dan mempersilahkan Lol untuk melihat isinya. Dia sadar. Sejak pertama kali Lol melihat itu dan tertarik untuk membacanya, itu sudah merelakan diri untuk dirasakan sensasinya. Sama seperti teman-temannya. Sensasi itu bukan hanya milik Lol tapi orang yang membacanya.
Lol mulai berkaca-kaca. Selama ini dia hanya menggeluti kesenangan sendiri sementara orang lain menderita. Dia belajar dari buku itu. Menjalankan tugasnya untuk menghibur sampai sebegitunya. Yang penting teman-teman Lol bahagia.
Perlahan-lahan Lol tidak lagi membicarakan komiknya tapi ke topik yang lebih positif. Dia menyimpan semuanya dan berjanji akan mengeluarkanya setelah ujian selesai agar dia dan teman-temannya selamat. Dia lebih memperhatikan Mel dan Nel, juga teman-temannya. Sejak dia bercinta dengan itu dia berubah, better.
Komentar
Posting Komentar