SINOPSIS


KABUT PAGI DI BUKIT LAWET

Sudah seminggu Rubiah berlibur ke desa. Ia tinggal bersama bibinya dalam suasana damai di lereng bukit Lawet yang permai. Warga desa yang ramah, saling berkunjung, saling menolong, membuat Vena seperti berada dalam alam yang berbeda.

Kedamaian itu tiba-tiba berubah ketika  seorang pemuda bernama Angin mendekatinya dan mencoba mencari perhatiannya. Dengan cara-cara yang aneh, Angin mencoba mencari perhatiannya. Menawarkan bantuan, mengasih buah durian, dan lain-lain yang menurut Rubiah berlebihan. Ketika ia ceritakan pada Bekti, sepupunya, ia lebih kaget lagi karena menurut Bekti tidak ada pemuda di desa ini yang bernama Angin.

Sampai akhirnya pada suatu pagi, Rubiah terkesima. Di bukit sebelah desanya, ia meliha Angin sedang duduk di atas sebuah batu besar. Wajahnya bercahaya dan kabut putih di sekelilingnya membuat ia seperti terapung.

Ia menyapa Rubiah : Assalamualaikum. Terima kasih kau telah kembali. Rubiah tak bisa berkata-kata. Ia lemah tak berdaya. Pelan-pelan cahaya matahari sembuat membuat semua menjadi nyata. Terlihat di atas batu tidak ada siapa-sipa. Angin berlalu pelan dan damai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAMPEL KELAS IX

LATIHAN UJIAN NASIONAL 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMP

SOAL-SOAL BAHASA INDONESIA